Latest Post

Wali Kota Panen Hasil Arboretum Pangan

d'face - Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il memanen hasil tanaman pangan di Lahan Rumah Potong Hewan (RPH) Tapos, Depok yang juga sebagai arboretum tanaman pangan, pada Kamis (10/07/2014) siang tadi.
Hadir mendampingi Wali Kota, Ketua TP PKK Kota Depok Nur Azizah Tamhid, Sekretaris Daerah Etty Suryahati, Kadistankan, Kepala OPD, Camat serta Lurah.
Sejak dulu, Depok bercita-cita untuk membangun taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didalamnya ditanami aneka jenis tanaman asli Indonesia. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan masyarakat Indonesia supaya dapat melihat aneka tanaman dari Sabang sampai Marauke. Cita-cita tersebut perlahan-lahan mulai terwujud dengan berdirinya taman arboretum pangan ini.
Mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan itu mengatakan, arboretum adalah definisi ilmiah dari upaya untuk melakukan penanaman yaitu memindahkan tanaman dari tempat asalnya ke tempat lain untuk tujuan penelitian, konservasi, kepentingan pembangunan taman, dan masalah wisata. Kata lain arboretum adalah taman botani.
Taman ini merupakan satu-satunya taman arboretum pangan yang Insya Allah akan diperluas di beberapa titik. “SMA 10 sedang mengembangkan tanaman-tanaman lain, pada waktu yang sama kita sedang menginventaris sekolah-sekolah untuk menanam yang juga demi kepentingan pendidikan,” tandas Nur Mahmudi.
Ada delapan jenis aneka tanaman pangan di taman arboretum ini yaitu jagung, singkong, pisang, ubi, talas, sorgum, ganyong dan kentang. Dengan sabar Wali Kota mencangkul tanah untuk mengambil ubi dari akarnya, tidak disangka panen ini membuahkan hasil yang memuaskan dengan keadaan ubi yang masak dan segar. Hasil pesta panen ini dapat dibawa pulang dengan terlebih dahulu ditimbang. Beliau juga meminta UPT Pendidikan dan Camat yang hadir dalam acara ini, diharapkan mampu menyerap ilmu untuk membuat arboretum di tempatnya masing-masing. (Nita/ Diskominfo)


Dinkes Evaluasi Jamkesda

d'face - Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Depok yang lebih optimal, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok kembali menggelar sosialisasi dan evaluasi pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Tahun 2014 di Aula Lantai 5 Balaikota Depok, Kamis (10/07/2014).
Jamkesda merupakan program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Sasaran program ini adalah masyarakat yang kurang mampu yang belum memiliki jaminan kesehatan lainnya. Program Jamkesda merupakan program prioritas Pemkot Depok terhadap pelayanan publik. Program yang sudah berjalan sejak tahun 2010 ini masih perlu penyempurnaan. Sebab dalam perjalanannya masih ada warga miskin yang belum terdata.
Kepala Dinkes Kota Depok, Noerzamanti Lies mengatakan bahwa kartu peserta Jamkesda sudah didistribusikan ke seluruh kelurahan di Kota Depok. Jumlah kartu keseluruhan yang diterima dan didistribusikan Dinkes Kota Depok sebanyak 188 ribu 660 kartu. Sayangnya jumlah kartu yang sudah dibagikan ditiap kelurahan itu, tidak seluruhnya terdistribusi. Ada beberapa kelurahan yang jumlah warga miskinnya sedikit, begitu pun sebaliknya.
“Hingga saat ini kami masih menunggu beberapa kelurahan yang belum mengembalikan kartu. Sehingga masyarakat di wilayah lain yang membutuhkan belum dapat menggunakannya,” tutur Lies.
Mantan Direktur Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kota Depok ini menambahkan bahwa UPT Jamkesda Kota Depok akan memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat miskin. Tentunya tetap harus ada kerjasama yang baik antara Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Tingkat 1 dan Tingkat 2 yang hingga kini sudah memberikan pelayanan Jamkesda.
Sementara itu Wali Kota Depok, H. Nur Mahmudi Ismail mengatakan bahwa pihaknya senantiasa berusaha responsif mendengarkan kebutuhan masyarakat dalam hal kesehatan. Sehingga semua pihak dapat merasakan keuntungan satu sama lain.
Selain itu, Orang nomor satu di Kota Belimbing tersebut mengucapkan banyak terimakasih kepada PPK Tingkat 1 dan Tingkat 2 yang hingga kini masih memberikan pelayanan kepada pemilik Jamkesda. Tentunya ini mampu membawa tingkat kesehatan di Kota Depok menjadi lebih membanggakan.
“Alhamdulillah berkat sinergitas yang diberikan masing-masing elemen pada pelayanan Jamkesda dapat membawa keuntungan tersendiri bagi Kota Depok. Semua ini bahkan menjadi hal yang disegani secara nasional dalam bidang kesehatan,” ujar Nur Mahmudi.
Walikota Kelahiran Kediri ini menambahkan agar masing-masing pihak dapat melakukan evaluasi secara kritis apa yang harus dilakukan mengenai program ini, serta apa saja kekurangannya. Sehingga semakin meningkatkan kualitas layanan Jamkesda. (indri/Diskominfo)

Gmail - Kotak Masuk

Gmail - Kotak Masuk

http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1754167837890829946#allposts

Forum Komunitas Hijau Ciptakan Depok yang Hijau

Aksi penghijauan1Forum Komunitas Hijau (FKH) melakukan aksi penghijauan lingkungan di sekitar Stasiun Depok Baru, Minggu (26/10/2013) kemarin. Aksi yang dilakukan diantaranya penghijauan jalan yang sejajar dengan rel kereta api, penanaman pohon, serta melakukan pembersihan dengan mengambil sampah yang berserakan di sekitar area stasiun.

Penghijauan ini diikuti oleh banyak komunitas yang pro lingkungan dan tergabung dalam forum komunitas hijau. FKH sendiri merupakan rumah besar bagi seluruh komunitas tersebut. Selain FKH, pihak PT. KAI, Komunitas Kereta (KRL Mania), Yayasan Chastelein (Komunitas Sejarah), warga sekitar rel kereta, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Depok, serta para pelajar SMP dan SMA di Kota Depok turut berperan dalam aksi penghijauan ini.

Sekretaris FKH Setiawan Eko Nugroho mengatakan kegiatan ini sebagai bukti langsung dalam menciptakan depok yang hijau. “Aksi ini merupakan sarana atau ajang dalam penyampaian gagasan serta tindakan dalam menciptakan Kota Depok yang aman, nyaman, serta idaman. Sehingga Depok mampu menjadi contoh bagi wilayah lainnya,” ujarnya.

Disamping itu, tidak hanya penghijauan saja yang patut diperhatikan. Sarana dalam tata ruang pada stasiun pun perlu dibenahi. Pihak terkait akan melakukan pengadaan tempat sampah di sekitar ruang tunggu atau jalan sejajar rel kereta. Hal tersebut agar seluruh pengguna tidak membuang sampah di sembarang tempat.

Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il turut menanggapi keadaan tersebut. Dalam pengadaannya harus ada kerjasama antara pihak pemerintah dengan masyarakat. “Untuk mewujudkan semua itu dan menjadikan Depok Kota Hijau dan Bersih tidak akan mampu jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saja. Semua itu juga memerlukan kebersamaan dan keterlibatan seluruh pihak hingga lapisan  masyarakat,” ucap orang nomor satu di Kota Belimbing ini.

Dalam aksi yang mengusung tema “Stasiunku Aman, Stasiunku Nyaman, Stasiun Idaman” ini juga memberikan waktu kepada peserta yang ingin menyampaikan tanggapan serta aspirasinya mengenai Depok yang hijau. Emil, siswa kelas X di SMA Sejahtera Satu Depok, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kota tempat tinggalnya.

“Saya bangga dapat tumbuh di Kota Depok. Sejak lahir hingga saat ini, tidak ada permasalahan berat yang menimpa Depok. Namun ada hal yang membuat miris dan sedih didengar. Adanya remaja yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Saya mohon diberikan penyuluhan kepada remaja-remaja tersebut. Jika dibiarkan, kota ini akan hancur perlahan,” ujar Emil mengharapkan.

Dengan adanya aksi ini, diharapkan mampu mendongkrak semangat seluruh masyarakat dalam menciptakan Kota Depok yang Hijau. Sehingga mampu menjadikan Kota yang aman, nyaman, dan idaman. (Diskominfo/Indri)




Tawuran Anak Sekolah, Siapa yang Salah?

Kurang dari sepekan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, seorang pelajar di SMK Wirabuana dikabarkan tewas akibat tawuran dengan pelajar yang diduga berasal dari SMK Izzata, Pancoran Mas, Depok. Sesaat setelah mengetahui kejadian tersebut, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il yang didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila, segera melakukan takziah ke rumah keluarga korban bernama Hadi Nugraha (16) yang bertempat di Pabuaran, Kabupaten Bogor. Dalam kunjungan tersebut, Nur menyampaikan rasa duka cita yang mendalam serta memberikan sejumlah uang duka kepada keluarga korban.

“Meninggalnya Hadi merupakan duka kita bersama, karena dia merupakan generasi bangsa yang meninggal saat berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu.” Tutur Nur pada kesempatan tersebut. Menyikapi kejadian tawuran yang menimbulkan korban jiwa di wilayahnya, Nur mengambil respon cepat dengan mengunjungi SMK Izzata pada keesokan harinya, Jum’at (25/10). Kunjungan itu dimaksudkan untuk melakukan razia senjata tajam dan narkoba di sekolah tersebut. Meskipun pada kesempatan itu tidak didapati siswa yang membawa senjata tajam, tapi Nur tetap berpesan kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut supaya para siswa supaya tidak menyia-nyiakan masa mudanya dengan hal-hal yang sia-sia, serta harus melaksanakan amanah orang tua untuk belajar dengan baik di sekolah supaya menjadi anak yang pintar.

Tawuran siswa yang terjadi di daerah Cipayung, Pancoran Mas, Kota Depok ini hanyalah merupakan salah satu saja dari berbagai kejadian tawuran pelajar yang terjadi di seluruh Indonesia. Bila kita mencermati berita mengenai tawuran yang ditayangkan oleh berbagai media di Indonesia, kita bisa melihat betapa maraknya budaya buruk ini tertanam dan mengakar dalam budaya pendidikan di negara kita. Untuk mencegah supaya tradisi tawuran antar sekolah tidak terjadi lagi di Kota Depok, Pemkot Depok melalui Dinas Pendidikan segera mengambil langkah tegas dengan mengumpulkan seluruh kepala sekolah SMA/SMK baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Depok pada Hari Jum’at (25/10).

Pada forum yang dihadiri oleh 140 kepala sekolah SMA/SMK tersebut, Dinas Pendidikan memberikan surat yang berisi pernyataan kepala sekolah untuk bertanggung jawab sepenuhnya terhadap permasalahan siswa. Selain itu, suratt tersebut juga berisi pernyataan kesediaan kepala sekolah untuk menerima konsekwensi apapun jika siswanya terbukti tawuran atau menggunakan narkoba. “Kami berharap dalam pertemuan ini ada komitmen bersama antara pemerintah dengan kesatuan pendidikan tingkat negeri dan swasta untuk membenahi kegiatan belajar dan membentuk karakter siswa yang positif.” Tutur Herry dalam acara penandatanganan pakta integritas tersebut. Sekolah memang merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik serta mengajar siswa-siswinya untuk menjadi anak bangsa yang berkualitas serta cerdas secara fisik, mental, maupun spiritualnya.

Selain mengumpulkan kepala sekolah SMA/SMK se-Kota Depok, Herry juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengganti badge sekolah yang saat ini masih bergambar logo sekolah masing-masing, dengan badge sekolah yang bertuliskan pelajar sekolah Indonesia. Herry berharap langkah-langkah tersebut bisa efektif mengurangi bahkan menghentikan tawuran yang terjadi di kalangan pelajar. (Rita/ Diskominfo)



Generasi Muda mampu Atasi Permasalahan Lingkungan

Bank sampah wargaWalikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il mendatangi Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan di Pitara, Pancoran Mas, Minggu (27/10/2013). Kegiatan ini merupakan salah satu cara menyelesaikan permasalahan sampah yang dihadapi Kota Depok.

“Kelompok bank sampah ini memberikan banyak pelajaran bagi kita semua betapa pentingnya bagi seluruh masyarakat, terutama para pemuda untuk memilah sampah organik menjadi produk yang edukatif dan bermanfaat. Tidak hanya dari segi edukatif saja, melainkan dapat memberikan nilai tambah dari segi ekonomi,” tutur pencetus One Day No Car (ODNC) ini.

Nur juga mengatakan, dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Kota Depok dapat dilakukan beberapa tahap. Pertama, sampah organik yang halus dapat diselesaikan di rumah masing-masing. Kemudian dilakukan pengolahan sehingga menjadi produk yang memiliki nilai jual. Untuk tahap lain, sampah organik kasar atau besar diserahkan ke tempat pengolahan sampah tingkat kawasan. Sampah tersebut nantinya akan diolah menggunakan mesin.

Peranan pemuda sangat penting dalam menuntaskan permasalahan sampah. Mereka dituntut mampu menjadikan Kota dan Bangsa ini jadi lebih maju denngan pola pikir pemuda jauh ke depan. Selain itu, generasi muda diharapkan mampu menemukan gagasan-gagasan baru sehingga lingkungan sekitar menjadi hijau dan nyaman.

Sementara itu, bank sampah yang ada di Pancoran Mas ini mampu bertahan berkat peran pemuda. Hampir seluruh pemuda di lingkungan sekitar turut mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

“Dengan semangat juang pemuda, semoga mereka mampu memecahkan permasalahan di lingkungan ini. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan,” tutup Walikota mengharapkan. (Diskominfo/Indri)



Produk Bank Sampah Pitara Bernilai Jual Tinggi

Bank sampah motivasiBank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) di Pitara, Pancoran Mas sudah menghasilkan berbagai produk yang dibuat dari sampah. Industri ini mampu memotivasi masyarakat untuk memilah sampah sehingga mampu menciptakan produk dengan nilai jual tinggi.


Pencetus utama Centra Industri Kreatif Baron mengungkapkan bahwa industri ini memiliki potensi yang luar biasa. “Industri yang dimulai pada tahun 2009 ini mampu meningkatkan perekononian, sosial, serta mampu mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat tinggi. Sehingga mereka mampu menghasilkan uang dari sampah yang didapat,” jelasnya.

Dalam prosesnya, sampah yang didapat akan dipilah terlebih dahulu. Untuk sampah kemasan yang terbuat dari plastik, direndam menggunakan detergen selama dua sampai tiga hari. Setelah itu dikeringkan. Hasil yang sudah didapat dari pengrajin diantaranya tas berukuran kecil dan besar, tempat pensil, hingga replika kendaraan.

Kelompok usaha bersama ini dijalankan oleh warga sekitar di lingkungan RT 01 RW 13 Kampung Pitara, Pancoran Mas. Selain itu ada juga peserta dari luar kampung. Kedepannya, pencetus utama dari WPL berusaha merangkul dan mengajak lebih banyak lagi warga dari wilayah yang lebih luas.

“Melihat semakin berkembangnya industri ini, serta mengingat banyaknya pesanan dari berbagai pihak, kami akan mengajak masyarakat di wilayah lain untuk ikut serta dalam pengolahan sampah ini. Sehingga permasalahan mengenai sampah sedikit demi sedikit dapat terselesaikan,” tambah Baron.

Dalam penjualannya, pihak pembuat berhak mendapatkan 70 persen uang dari hasil penjualan. Untuk 30 persennya digunakan untuk membeli bahan lainnya dalam proses pembuatan.

Baron berharap, industri yang digagasnya ini diharapkan mampu memikat lebih banyak kalangan lagi. “Saya akan mensosialisasikan pengolahan sampah ini hingga ke luar lingkungan tempat tinggal agar banyak masyarakat turut berperan. Karena sudah banyak warga yang menjadi motivator dan pembicara di universitas-universitas ternama. Mereka yang menjadi pembicara tersebut memiliki latar belakang pendidikan rendah. Namun berkat keahliannya, mampu mengajarkan orang yang memiliki pendidikan tinggi,” tutupnya. (Diskominfo/Indri)

BNN Depok Wacanakan Bangun Pusat Rehabilitasi

Bojongsari - Badan  Narkotika Nasional (BNN) Kota Depok mewacanakan akan membangun pusat rehabilitasi di wilayah Depok sebagai tempat pemulihan pengguna narkoba. Pasalnya pengguna narkoba bukanlah sebagai pelaku kriminalisasi yang harus dipenjarakan. Namun pengguna narkoba harus dibina melalui tempat rehabilitasi.
” Memang, saat ini Pemerintah Kota Depok belum memiliki pusat rehabilitasi bagi pengguna maupun pecandu narkoba. Karena itu, kita wacanakan akan segera dibangun pusat rehabilitasi di Depok,”ujar Ketua BNN Kota Depok, AKBP Rudy Hartono, saat sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan narkoba, di Bojongsari, Depok, Selasa (8/10).
Menurut dia, selama ini pusat rehabilitasi hanya ada di Lido, Jawa Barat, dan yang berdekatan dengan Depok ada di wilayah Parung, Kabupaten Bogor. Saat ini, lanjut Rudy,  pihaknya tengah menjalin komunikasi dan koordinasi kepada BNN pusat terkait wacana tersebut. Selain itu, akan dilakukan juga koordinasi dengan Pemerintah Kot aDepok.” Karena ini berkaitan dengan pemda, maka kami juga akan membicarakannya dengan Pak wali,” paparnya.
Dalam Undang-undang 35/2009 tentang narkotika, lanjutnya, bahwa pemakai atau pecandu bukanlah pelaku kriminal, jadi mereka tidak harus ditangkap ataupun dipenjarakan.“Karena fakta yang terjadi saat ini bahwa pengguna maupun pecandu yang telah dipenjara, mereka bukannya kapok malah mereka bisa mengedarkan kembali narkoba di dalam penjara, parahnya lagi mereka bisa memproduksi narkoba di dalam penjara,” ungkapnya didampingi Kasi Pencegahan BNNK, Engkos Kosidin.
Dari itu, sambungnya, perlu dilakukan penerapan yang lain sehingga muncul kesadaran bagi pengguna maupun pecandu narkoba untuk bisa meninggalkan kebiasaannya menggunakan narkoba. *Sumber  Depok Terkini

Unit Lantas Polsek Beji gelar Operasi Patuh

BEJI - Puluhan sepeda motor tanpa dilengkapi surat kendaraan terjaring dalam razia rutin Operasi Patuh yang dipimpin Kasubnit Lantas Polsek Beji Iptu Karjono di Jalan Raya Tanah Baru, Beji, Depok, Rabu, (23/10).
Sedikitnya 28 sepeda motor terpaksa ditilang karena kendaraan tidak dilengkapi surat-surat, seperti SIM, STNK, dan  kelengkapan komponen kendaraan lainnya.”Ada juga pelanggaran lain, seperti kendaraan tidak dilengkapi plat nomor, dan tidak menggunakan helm. Namun kebanyakan tidak memiliki SIM,”ujar Karjono saat ditemui di lokasi razia Jalan Raya Tanah Baru.
Ia juga membantah keras jika Unitlantas Polsek Beji hampir setiap hari menggelar razia kendaraan. Menurut Karjono, razia ini merupakan  razia rutin diwilayah Polsek Beji yang dilakukan di tiga tempat berbeda. Diantaranya di depan Perumahan Samara Jalan Tanah Baru, kemudian di Jalan Bungur, Perbatasan Depok-Jakarta, dan di Jalan Raya Kukusan."Jadi  tidak benar kita gelar setiap hari disatu titik saja. Razia digelar seminggu sekali dan berpindah-pindah."jelas Karjono.
Untuk itu, Karjono mengimbau kepada para pengendara selain membawa surat-surat kendaraan, pengendara juga harus melengkapi komponen kendaraannya saat mengendara, seperti kaca spion, menyalakan lampu utama dan lainnya."Tertiblah dalam berkendara. Jadilah pelopor keselamatan, dan jadikan keselamatan sebagai kebutuhan."tandas Karjono. Sumber *Depok Terkin.coi
 
Redaksi : ................................................... Creating Website Kampret
Copyright © 2011. Media Warga Kota Depok - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger