Kurang dari sepekan menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda, seorang pelajar di SMK Wirabuana dikabarkan tewas akibat tawuran dengan pelajar yang diduga berasal dari SMK Izzata, Pancoran Mas, Depok. Sesaat setelah mengetahui kejadian tersebut, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il yang didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Herry Pansila, segera melakukan takziah ke rumah keluarga korban bernama Hadi Nugraha (16) yang bertempat di Pabuaran, Kabupaten Bogor. Dalam kunjungan tersebut, Nur menyampaikan rasa duka cita yang mendalam serta memberikan sejumlah uang duka kepada keluarga korban.
“Meninggalnya Hadi merupakan duka kita bersama, karena dia merupakan generasi bangsa yang meninggal saat berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu.” Tutur Nur pada kesempatan tersebut. Menyikapi kejadian tawuran yang menimbulkan korban jiwa di wilayahnya, Nur mengambil respon cepat dengan mengunjungi SMK Izzata pada keesokan harinya, Jum’at (25/10). Kunjungan itu dimaksudkan untuk melakukan razia senjata tajam dan narkoba di sekolah tersebut. Meskipun pada kesempatan itu tidak didapati siswa yang membawa senjata tajam, tapi Nur tetap berpesan kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut supaya para siswa supaya tidak menyia-nyiakan masa mudanya dengan hal-hal yang sia-sia, serta harus melaksanakan amanah orang tua untuk belajar dengan baik di sekolah supaya menjadi anak yang pintar.
Tawuran siswa yang terjadi di daerah Cipayung, Pancoran Mas, Kota Depok ini hanyalah merupakan salah satu saja dari berbagai kejadian tawuran pelajar yang terjadi di seluruh Indonesia. Bila kita mencermati berita mengenai tawuran yang ditayangkan oleh berbagai media di Indonesia, kita bisa melihat betapa maraknya budaya buruk ini tertanam dan mengakar dalam budaya pendidikan di negara kita. Untuk mencegah supaya tradisi tawuran antar sekolah tidak terjadi lagi di Kota Depok, Pemkot Depok melalui Dinas Pendidikan segera mengambil langkah tegas dengan mengumpulkan seluruh kepala sekolah SMA/SMK baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Depok pada Hari Jum’at (25/10).
Pada forum yang dihadiri oleh 140 kepala sekolah SMA/SMK tersebut, Dinas Pendidikan memberikan surat yang berisi pernyataan kepala sekolah untuk bertanggung jawab sepenuhnya terhadap permasalahan siswa. Selain itu, suratt tersebut juga berisi pernyataan kesediaan kepala sekolah untuk menerima konsekwensi apapun jika siswanya terbukti tawuran atau menggunakan narkoba. “Kami berharap dalam pertemuan ini ada komitmen bersama antara pemerintah dengan kesatuan pendidikan tingkat negeri dan swasta untuk membenahi kegiatan belajar dan membentuk karakter siswa yang positif.” Tutur Herry dalam acara penandatanganan pakta integritas tersebut. Sekolah memang merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mendidik serta mengajar siswa-siswinya untuk menjadi anak bangsa yang berkualitas serta cerdas secara fisik, mental, maupun spiritualnya.
Selain mengumpulkan kepala sekolah SMA/SMK se-Kota Depok, Herry juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengganti badge sekolah yang saat ini masih bergambar logo sekolah masing-masing, dengan badge sekolah yang bertuliskan pelajar sekolah Indonesia. Herry berharap langkah-langkah tersebut bisa efektif mengurangi bahkan menghentikan tawuran yang terjadi di kalangan pelajar. (Rita/ Diskominfo)