Home » , » Depok gagal untuk memberikan Perawatan berbasis rumah HIV / AIDS

Depok gagal untuk memberikan Perawatan berbasis rumah HIV / AIDS

Bayi 18 - bulan-tua , yang diidentifikasi sebagai RF , belum menerima terapi obat antiretroviral ( ARV ) beberapa bulan setelah positif HIV sebagai perawatan berbasis rumah tidak tersedia baginya .

Anak laki-laki , yang saat ini tinggal bersama nenek 80 tahun lamanya , kehilangan ibunya saat ia baru berusia tiga bulan . Ayahnya , yang seorang sopir , juga dianggap tidak layak untuk merawat RF , menurut konsultan gizi Bari Bintoro di Puskesmas Sukmajaya komunitas Puskesmas di Depok .

Bari , yang dirawat RF untuk malnutrisi , mengatakan bahwa pusat kesehatan dan seorang pejabat dari Kementerian Sosial telah mencari sebuah panti asuhan yang bisa memberikan HIV / AIDS rumahan merawat anak itu .

" Bayi itu pernah diambil dari keluarganya dan ditempatkan di panti asuhan selama pengobatan nya gizi buruk , namun setelah dia dinyatakan positif HIV , panti asuhan mengembalikannya ke keluarganya .

" Kami hanya perlu menemukan rumah yang cocok untuk bayi sehingga ia dapat memulai terapi ARV , " katanya kepada harian The Jakarta Post pada hari Rabu .

Irwansyah , seorang aktivis dari Stigma - LSM peduli HIV / AIDS - mengatakan bahwa banyak orang yang hidup dengan HIV / AIDS di Depok memilih untuk tidak melanjutkan terapi ARV .

" Obat itu sendiri gratis sebagai administrasi dan pemerintah negara menutupi semua biaya . Apa yang bermasalah mereka adalah biaya transportasi . "

" Jika kita memiliki HIV / AIDS Pencegahan fungsional dan Mitigasi Komisi [ KPA Depok ] yang bisa mengkoordinasikan perawatan di rumah bagi orang-orang yang hidup dengan HIV , masalah ini bisa segera diatasi , " katanya .

Kegiatan kosong di KPA Depok , menurut Irwansyah , ini disebabkan oleh sering mengguncang - up di pemerintahan kota Depok yang terjadi sejak 2011 .

Akibatnya , kata dia , Depok belum memiliki rumah sakit rujukan untuk pengobatan HIV / AIDS . Hanya pusat kesehatan masyarakat ( puskesmas ) di Sukmajaya dan Kemiri Muka , yang sudah dilengkapi dengan layanan standar untuk orang yang hidup dengan HIV / AIDS , termasuk penyediaan terapi Methadon untuk program pengurangan dampak buruk .

" Banyak pasien terapi menghabiskan banyak untuk pergi semua jalan ke Rumah Sakit Fatmawati , Jakarta Selatan atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo , Jakarta Pusat , " kata Irwansyah .

" Saya hanya percaya di Depok melakukan pasien di Rumah Sakit Umum Depok bisa disebut pusat kesehatan masyarakat untuk perawatan HIV / AIDS . "

Tidak adanya komisi juga telah menghentikan update pada jumlah orang yang hidup dengan HIV / AIDS di kotamadya .

Pekan lalu , Dinas Kesehatan Depok merilis data yang menunjukkan 178 orang dari 1,8 juta yang ditemukan positif .

Angka tersebut jauh lebih rendah dari Stigma yang menemukan bahwa 235 pengguna narkoba suntikan ( penasun ) telah dinyatakan positif HIV .

Kesehatan badan kepala Hardiono mengakui bahwa banyak orang yang hidup dengan HIV / AIDS telah ditolak di Rumah Sakit Umum Depok karena rumah sakit tidak memiliki kamar yang didedikasikan untuk pasien HIV .

" Kami telah meminta manajemen rumah sakit untuk berkonsultasi dengan pemerintah Jawa Barat dan KPA untuk melengkapi rumah sakit dengan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan HIV / AIDS dan untuk membuat rumah sakit rujukan , " katanya .
Share this article :
 
Redaksi : ................................................... Creating Website Kampret
Copyright © 2011. Media Warga Kota Depok - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger